Senin, 13 Desember 2010

ANEMIA STROK

Obat Anemia Gandakan Risiko Stroke dan Jantung
Headline
Waspada, pemakaian obat anemia ternyata mampu menggandakan risiko stroke pada pasien pengidap diabetes dan penyakit ginjal.


Berdasarkan kutipan yang dilansir dari Healthday. penelitian yang dilakukan Women's Hospital di Boston, darbepoetin alfa, obat yang dibuat untuk melawan anemia ternyata menggandakan risiko stroke pada pasien pengidap diabetes dan penyakit ginjal tanpa meningkatkan kualitas hidup pasien.
Obat yang dipasarkan dengan nama Aranesp ini, seringkali diresepkan pada pasien diabetes dengan penyakit ginjal kronis serta anemia ringan.
"Manfaat yang diharapkan dari obat ini lebih kecil dibandingkan risikonya. Penemuan ini menjadi bukti baru bagi dokter dan pasien dalam membuat pertimbangan. Ada persepsi kalau menangani anemia akan membuat pasien merasa lebih baik sehingga mereka memutuskan mengambil risiko. Padahal manfaatnya dalam meningkatkan kualitas hidup tidak sebesar yang kita kira, bahkan menggandakan risiko stroke Anda," kata pimpinan penelitian Dr Marc A Pfeffer.
Dalam studi yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine ini, peneliti melibatkan lebih dari 4.000 partisipan penderita diabetes, penyakit ginjal kronis dan anemia. Mereka secara acak diberikan Aranesp atau placebo (tidak mengandung Aranesp).
Selama studi, lebih banyak pasien yang menerima Aranesp meninggal atau menderita gangguan kardiovaskular (632), dibandingkan 602 pasien yang menerima placebo. Selain itu, 101 pasien yang menggunakan Aranesp mengalami stroke, baik fatal maupun nonfatal dibandingkan dengan 53 orang pada pasien penerima placebo. Di samping itu, pasien yang menerima Aranesp melaporkan hanya mengalami sedikit pengurangan tingkat keletihan.
Penemuan ini, menurut professor di bidang obat-obatan dari University of Toronto Dr Phillip Marsden, mengindikasikan kalau para dokter dan pasien harus mendiskusikan apakah perlu atau tidak perlu menggunakan obat itu.
"Bagi sebagian besar pasien, peningkatan kualitas hidup yang disebabkan oleh obat ini tidak cukup untuk mengimbangi peningkatan risiko stroke dan kematian yang ditimbulkannya," jelas Marsden.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar